Rabu, 10 Februari 2016

KEBUTUHAN MINERAL PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)


KEBUTUHAN MINERAL PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

I.      PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Ikan mas sering pula disebut dengan ikan karper.  Ikan mas termasuk omnivora dengan kecenderungan sebagai karnivora yang memakan jenis-jenis binatang kecil yang hidup di dalam air. Ikan Mas (Cyprinus carpio Linn) adalah jenis ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah banyak dibudidayakan serta dikembangkan untuk kegiatan bisnis pondok-pondok pemancingan di lokasi wisata. Di Indonesia, ikan mas memiliki beberapa nama kedaerahan, seperti kancra, tikeu, tombro, raja, rayo dan ameh. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150 – 600 meter di atas permukaan laut Ikan mas tergolong jenis ikan ekonomis dan komersial yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi ikan air tawar yang mempunyai beberapa keunggulan yaitu pertumbuhannya relative cepat, fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan tergolong tinggi. Oleh sebab itu ikan Mas banyak diusahakan oleh para petani sebagai usaha sampingannya. Harga jualnya yang relative murah memberikan prospek pemasaran yang cukup baik, sehingga ikan mas merupakan ikan air tawar utama (Rahmiati, 2004).
Pada dasarnya kebutuhan zat gizi ikan sangat tergantung pada jenis serta tingkatan stadianya.  Ikan pada  singkatan stadia dini (berusia muda)  umumnya  memerlukan komposisi pakan  dengan kandungan mineral lebih tinggi dibandingkan dengan stadia lanjut (berusia dewasa) karena pada tingkat  stadia dini zat  makanan tersebut difungsikan untuk mempertahankan hidup dan juga untuk pertumbuhannya (Setiawati et al., 2008).
Menurut Pratama et al. ( 2013) yang menyatakan bahwa, salah satu ikan budidaya yang digemari oleh masyarakat Indonesia adalah ikan mas (Cyprinus carpio). Ikan mas merupakan ikan yang tahan terhadap perubahan lingkungan di sekitarnya dan merupakan salah satu komoditi yang memilki nilai ekonomis tinggi dan diproduksi dalam sistem budidaya intensif. Sistem budidaya intensif memerlukan pemberian pakan buatan yang yang intensif pula karena kepadatan ikan dalam satu wadah pemeliharaan cukup tinggi dan untuk mendapat pertumbuhan ikan yang cepat. Akan tetapi kegiatan budidaya ikan saat ini dihadapkan pada kenyataan mahalnya harga pakan buatan. Rata-rata harga pakan buatan (pelet) di pasaran adalah Rp. 3.500-5.500 per kg pakan. Kebutuhan biaya untuk pakan dalam proses produksi mencapai lebih dari 50% sehingga peningkatan harga pakan secara signifikan menurunkan tingkat keuntungan petani. Bahkan saat ini, banyak pembudidaya ikan yang harus menutup usahanya karena biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual ikannya. Untuk meningkatkan keuntungan yang diterima para pembudidaya ikan, diperlukan efisiensi biaya produksi yang salah satunya dapat dilakukan dengan menurunkan biaya untuk pakan buatan.

1.2.       Sumber-sumber Mineral
Sumber-Sumber Mineral Sumber mineral untuk ikan dan udang sedikit berbeda dengan hewan pada umumnya. Ikan dan udang bisa mendapatkan mineral dari air (lingkungan hidupnya) dan makanannya, sedangkan hewan darat pada umumnya hanya mendapatkan asupan mineral dari makanannya. Mineral yang bisa didapatkan dari air antara lain Ca, K, Cu, dan Iodine, sedangkan mineral lainnya perlu tersedia dalam pakan. Mineral dalam pakan bisa berasal dari bahan baku pakan. Namun mineral dalam bahan baku variasinya sangat tinggi, begitu juga mineral dalam air. Oleh karena itu perlu ada tambahan sumber mineral murni yang bisa disuplementasikan dalam pakan (Nef et al., 2005). Baik mineral dalam bahan baku dan sumber mineral murni perlu diketahui agar bisa menjamin pakan tidak defisiensi mineral dan juga tidak mengandung mineral yang berlebihan dan bersifat toksik.
Bahan baku utama dalam pakan hanya mengandung sedikit mineral sehingga perlu ada bahan tambahan yang konsentrasi mineralnya cukup tinggi. Bahan baku mikro yang bisa digunakan sebagai sumber mineral dalam pakan ikan dan udang adalah sebagai berikut : CaCO3 (38%), kulit kerang (38%), kalsium sulfat dihydrate (21%), kalsium sulfat anhydride (26.5%), Tepung Tulang (23%), monokalsium fosfat (15%-18%),dikalsium fosfat (19%-22%) dan deflourinated (30%-32%). Sedangkan sumber-sumber fosfor untuk pakan ikan antara lain : asam fosforik (23.7%), deflourinated fosfat (18%.1%), dikalsium fosfat (18.5% fosfor total dan 65 fosfor tersedia), monokalsium fosfat (21% fosfor total dan 94% fosfor tersedia), monosodium fosfat (26%), monoamonium fosfat (24%), amonium polifosfat (14.8%-16%) dan tepung tulang (8-14%). Pada umunya monokalsium fosfat dan dialsium fosfat sering digunakan dalam pakan untuk menutupi kekurang unsure P dari tepung ikan. Tepung ikan sendiri mengandung 2%-7% fosfor total tetapi yang tersedia untuk ikan air tawar hanya 30%-40% saja. Umumnya CaCO3 mengandung Mg sekitar 0.2%-0.9% dan kadar air 0,5%. Mono atau dikalsium fosfat berbentuk granul 95% berwarna abu-abu dengan berat jenis antara 560-590 kg/m3 . Sumber-sumber mineral lainnya umumnya dijual di pasaran sudah dalam bentuk premix. Premix yang dimaksud adalah campuran beberapa bahan mineral dengan kandungan unsur yang telah ditentukan terlebih dahulu (Sukarman dan Solichah, 2011).

1.3.       Tujuan
a.              Untuk mengetahui definisi dan peranan mineral pada kultivan ikan
b.             Untuk mengetahui jumlah kandungan mineral yang dibutuhkan oleh kultivan per stadia
c.              Untuk mengetahui akibat dari kelebihan dan kekurangan mineral pada kultivan
d.             Untuk mengetahui hubungan kebutuhan mineral ikan dengan pertumbuhan ikan

II.               TINJAUAN PUSTAKA

2.1.     Karakteristik Ikan Mas dan Habitatnya
Ikan Mas atau ikan Karper (Cyprinus carpio Linn) adalah jenis ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah banyak dibudidayakan serta dikembangkan unfuk kegiatan bisnis pondok-pondok pemancingan di lokasi wisata. Di Indonesia, ikan mas memiliki beberapa nama kedaerahan, seperti : kancra, tikeu, tombro, raja, rayo dan ameh.Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150 - 600 meter di atas permukaan laut dan pada suhu antara 25 – 3oC. Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dengan aliran air yang tidak terialu deras, seperti di pinggiran-pinggiran sungai atau danau. Oleh sebab itu ikan Mas banyak diusahakan oleh para petani sebagai usaha sampingannya. Disamping itu, karena harga jualnya yang relatif murah memberikan prospek pemasaran yang cukup baik, sehingga ikan mas merupakan ikan air tawar utama. Secara morfologis, ikan mas mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik berukuran besar dengan tipe sisik sikloid, berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari wama-warna tersebut sesuai dengan rasnya. Saat ini, banyak sekali jenis ikan mas yang beredar di kalangan petani, baik jenis yang berkualitas tidak terlalu tinggi hingga jenis yang unggul. Setiap daerah memiliki jenis ikan mas favorit, misalnya di Jawa Barat, ikan mas yang paling digemari adalah ikan mas Majalaya. Di daerah lain , jenis ini belum tentu disukai, begitu jr,ga sebaiknya. Perbedaan tersebut biasanya dipengaruhi oleh selera masyarakat dan kebiasaan para petani   yang membudidayakannya secara turun-temurun. Jenis-jenis kan mas secara umum dapat digolongkan menjadi dua kelompok vaitu : ikan mas konsumsi dan ikan mas hias. Jenis ikan mas konsumsi, di antaranya adalah : Ikan Mas Punten, Ikan Mas Sinyonya (Putri Yogya), Ikan Mas Taiwan, Ikan Mas Merah, Ikan Mas Majalaya, Ikan Mas Yamato dan Ikan Mas Lokal. Sedangkan jenis ikan mas hias di antararya adalah : Ikan Mas Kumpay, Ikan Mas Kancra Domas, Ikan Mas Kaca, Ikan Mas Fancy danI kan Mas Koi (Suseno, 1999).


Gambar 1. Ikan Mas (Susanto, 2007)
Ikan Mas dapat diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut:

Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio, L. (Susanto, 2007)

Di kalangan petani maupun masyarakat, ikan Mas telah lama dikenal dan disukai (dikonsumsi), sehingga pemasarannya tidaklah sulit. Selain itu sebagai ikan budidaya, ikan Mas memiliki keunggulan, yaitu dapat dikembangbiakkan hanya dengan perbaikan lingkungan atau manipulasi lingkungan dan kawin suntik (hipofisasi). Makanan bagi ikan Mas juga tidak sulit, karena ia mau menyantap segala jenis makanan alami maupun buatan (pelet), termasuk jagung atau jenis padi-padian. Ikan Mas termasuk jenis ikan omnivora. Tubuh ikan Mas dibagi (3) tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor. Pada kepala terdapat alat-alat, seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung yang tidak berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup insang, alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari luar. Jaringan tulang atau tulang rawan yang disebut jari-jari. Sirip-sirip ikan ada yang berpasangan dan ada yang tunggal, sirip yang tunggal merupakan anggota gerak yang bebas (Santoso, 1993).
Habitat asli ikan mas adalah perairan dangkal yang mengalir pelan dengan suhu sejuk. Di danau-danau atau di sungai-sungai, ikan ini hidup menepi sambil mencari pakan berupa binatang-binatang kecil. Jentik-jentik nyamuk merupakan pakan alami yang sangat digemari oleh ikan mas. Di tepi-tepi danau maupun sungai ini ikan mas meletakkan telurnya pada rerumputan yang menjorok ke perairan. Lingkungan optimal untuk pertumbuhan dan perkembangannya yaitu perairan yang berada pada ketinggian antara 150-1.000 mdpl dengan suhu antara 20-25°C, dan pH ideal adalah 6,5-7,5. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas 25-30%. Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hasrati dan Rini (2011) bahwa ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dengan aliran air yang tidak terlalu deras, seperti di pinggiran-pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150 – 600 meter di ataspermukaan laut dan pada suhu antara 25 – 30o C.

2.2.       Kebutuhan Mineral
Mineral merupakan bahan anorganik yang dibutuhkan oleh ikan untuk pembentukan jaringan tubuh, proses metabolisme serta mempertahankan keseimbangan osmotis dan untuk proses pertumbuhan normal ikan. Ikan dapat mengabsorpsi beberapa mineral, tidak hanya mineral yang berasal dari pakan tetapi juga berasal dari lingkungan aquatic, seperti Calsium (Ca), magnesium (Mg), sodium (Na), potassium (K), iron (Fe), zinc (Zn), copper (Cu), dan selenium (Se) merupakan mineral yang pada umumnya diperoleh dari air untuk memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi ikan. Phosphat dan Sulfat lebih efektif bila diperoleh dari pakan (Sukarman dan Sholichah, 2011).

Peranan Mineral:
·                Menyusun struktur rangka,
·                Transfer elektron,
·                Regulasi keseimbangan asam basa dan osmoregulasi.
·                Komponen penting dari hormon dan enzim, serta aktivitas enzim. 
·                Elektrolit Na+, K+, Mg 2+ Ca 2+ , Cl- dan HCO3-  berperan utama dalam osmotic dan regulasi ionik dari cairan extra dan intracellular pada ikan (Sukarman dan Sholichah, 2011).
Calcium
Calcium berperanan penting sebagai:
·                perkembangan dan pemeliharaan system skeletal dan berperan dalam beberapa proses fisiologis,
·                kontraksi otot,
·                pembekuan darah,
·                transmisi impuls saraf ,
·                mempertahankan integritas sel dan keseimbangan asam-basa
·                aktivasi dari beberapa enzim,
·                pembentukan tulang dan kartilago
Ikan dapat mengabsorpsi calcium secara  langsung dari lingkungannya. Pengambilan calcium melalui insang, sirip dan epithelium mulut. Insang memegang peranan penting dalam regulasi calcium. Kebutuhan calcium pada ikan berkisar antara 5 gram/kg pakan (Sukarman dan Sholichah, 2011).

Phosphor
Phosphor penting dalam :
·                penyusunan tulang, asam nukleat dan membran sel serta dalam reaksi seluler.
·                metabolisme karbohidrat, lipid dan asam amino
·                sebagai buffer dalam cairan tubuh. 
·                Pakan merupakan sumber utama phosphat untuk ikan karena konsentrasi phosphat rendah dalam air. 
Defisiensi phosphor pada ikan menyebabkan
·                pertumbuhan lambat,
·                penurunan efisiensi pakan
·                hambatan mineralisasi pada tulang.
·                peningkatan aktivitas enzim gluconeogenic di hati,
·                peningkatan lemak karkas dengan penurunan kandungan air karkas,
·                penurunan level phosphate darah,
·                deformitas kepala dan deformitas vertebrae.  
Intake phosphor yang rendah juga dapat meningkatkan aktivitas serum alkaline phosphatase, peningkatan deposisi lipid di otot, hati dan vertebrae penurunan kandungan glikogen di hati. Kebutuhan phosphor berkisar antara 7 gram/kg pakan (Sukarman dan Sholichah, 2011).

Magnesium
Magnesium berperan sebagai co-factor enzyme dalam metabolisme lemak, karbohidrat dan protein.  Defisiensi magnesium menyebabkan penurunan nafsu makan, hambatan pertumbuhan, tetany.  Kebutuhan untuk ikan : 500 mg/kg pakan (Sukarman dan Sholichah, 2011).

Sodium
Peranan sodium:
·                terutama sebagai kation monovalent antar cairan cellular,
·                keseimbangan asam basa dan osmoregulasi.
·                Kebutuhan: 1-3 g/kg pakan (Sukarman dan Sholichah, 2011).

Potassium
Peranan Potassium terutama sebagai kation monovalent dalam cairan cellular, saraf dan osmoregulasi. Kebutuhan: 1-3 g/kg pakan (Sukarman dan Sholichah, 2011).

Sulphur
Merupakan bagian integral dari sulphur amino acids dan collagen, detoksifikasi. Kebutuhan: 3-5g/kg pakan (Sukarman dan Sholichah, 2011).

Chlorine
Berperan sebagai: 
·                Terutama sebagai anion monovalent dalam cairan cellular;
·                komponen dari pencernaan (HCl),
·                keseimbangan asam basa.
·                Kebutuhan: 1-5 g/kg pakan (Sukarman dan Sholichah, 2011).
 Fe (Iron)
 Berperan sebagai berikut:
·                Merupakan bagian essensiil dari haeme dalam haemoglobin, cytochromes, peroxidase. 
·                Defisiensi Fe: microcytic, hypochromic anaemia .
·                Kebutuhan: 0,15 – 0,17 gram/kg pakan (Sukarman dan Sholichah, 2011).
Copper
·                Merupakan komponen haeme dalam haemocyanin (pada cephalopods)
·                co-factor pada tyrosinase dan ascorbic acid oxidase.
·                Kebutuhan: 1-4 g/kg pakan (Sukarman dan Sholichah, 2011).


Manganese
Berperan sebgai:
·                Co-factor untuk arginase dan enzyme metabolic, pembentukan tulang, regenerasi erythrocyte.
·                Kebutuhan: 20 – 50 mg/kg pakan (Sukarman dan Sholichah, 2011).
Cobalt
Berperan sebagai:
·                Merupakan komponen dari cyanocobalamin (B12)
·                mencegah anaemia.
·                Kebutuhan: 5-10 mg/kg pakan (Sukarman dan Sholichah, 2011).
Zinc
Berperan sebagai:
·                Essensiil untuk struktur dan fungsi  insulin; co-factor dari carbonic anhydrase.
·                Defisiensi Zn:- meningkatkan mortalitas,cataracts pada mata, erosi pada sirip dan kulit.
·                Kebutuhan: 30-100 mg/kg pakan (Sukarman dan Sholichah, 2011).
Iodine
 Berperan sebagai berikut:
·                Merupakan unsur pokok dari  thyroxine; regulasi penggunaan oxygen.
·                Defisiensi: Thyroid hyperplasia (goiter).
·                Kebutuhan: 100-300 mg/kg pakan (Sukarman dan Sholichah, 2011).
Kebutuhan ikan akan mineral seng bervariasi, dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain stadia (umur), kematangan seks, komposisi pakan, suhu air dan kualitas kimia air. Komposisi seng dalam pakan dapat mempengaruhi daya cerna protein dan karbohidrat, karena defisiensi seng dapat menurunkan aktivitas beberapa enzim. Selanjutnya dinyatakan bahwa peningkatan kadar seng dalam pakan ikan mas dan rainbow trout dapat mempengaruhi penyimpanan protein dalam tubuhnya (Pratama et al., 2013).
Dampak dari defisiensi mineral Zn untuk setiap speies ikan berbeda-beda. Defisiensi seng dapat mempengaruhi konsentrasi Zn pada ovari dan testes ikan ikan mas. Pada ikan mas menyebabkan pertumbuhan lambat, selera makan menurun, kematian tinggi, pengikisan kulit dan sirip serta menaikkan kadar besi dan tembaga di usus dan hepatopankreas (Tarigan et al.,  2014).

2.3.       Kebutuhan Mineral dalam Pakan
Kebutuhan mineral seng dalam pakan bergantung kepada bahan baku yang digunakan. Kebutuhan ikan mas akan mineral Zn adalah 20 mg/kg pakan (murni), sedangkan dalam pakan direkomendasikan penambahan Zn sebesar 150 mg/kg pakan, karena ada faktor asam fitat dan tingginya kandungan kalsium dalam pakan dapat mempengaruhi penyerapan seng dalam tubuh. Sedangkan untuk ikan mas dengan bobot awal 1.5-1.9 gram membutuhkan Zn (murni) sebesar 15-30 mg/kg pakan dan untuk ikan mas dengan bobot 8.4 gram membutuhkan Zn (murni) sebesar 30 mg/kg pakan. Kebutuhan ikan mas akan mineral seng untuk pertumbuhannya adalah 50 – 100 mg/kg pakan (Tarigan et al., 2014)
Ikan-ikan air tawar seperti ikan Mas memerlukan kandungan Zn dalam pakan sebesar 15-30 ppm untuk pertumbuhannya, apabila bahan baku pakan rendah kalsium dan asam fitat. Hasil penelitian terhadap benih ikan Mas menunjukkan bahwa untuk mencapai pertumbuhan yang optimal perlu penambahan 25-50 mg Zn/kg pakan, apabila dalam bahan baku pakan sudah mengandung 26,99 mg seng (Tarigan etal., 2014).

III.           PEMBAHASAN

3.1.    Mineral
Mineral merupakan substansi anorganik yang mempunyai beberapa fungsi dalam tubuh hewan, diantaranya untuk menjaga proses metabolisme, sebagai bahan pembentuk tulang, gigi, karapas, sebagai ko enzim, menjaga keseimbangan tekanan osmotic dan keseimbangan asam basa dalam tubuh. Namuun pada kenyataannya unsure ini sering diabaikan dalam proses pembuatan formula pakan. Terdapat 11 unsur mineral yang sangat pentuing untuk ikan, yang terbagi dalam dua unsur yaitu unsure makro (kalsium,fosfor,magnesium,kalium) dan unsure  mikro (Fe, Zn, Mn, Co, Cu, I, dan Se). unsure mikro ;lain yang saat ini sudah mulai diteliti fungsinya untuk ikan adalah kromium. Sedangakan bebebrapa mineral yang tidak diketahui fungsinya untuk ikan antara lain aluminium, arsenic, cadmium, mercury, nikel, silicon, tin, dan vanadium. Mineral terdapat dalam air dan bahan pakan, tetapi kandungannya tidak stabil sehingga perlu ditambahkan sumber mineral dalam bentuk, premix. Umumnya defisiensi mineral makro berakibat pada terhambatnya pertumbuhan sampai dengan tingginya kematian. Rekomendasi level mineral dalam pakan perlu memperhatikan interaksi antar mineral dan nutrisi lainnya (Sukarman dan Sholichah, 2011).
 Mineral merupakan zat nutrisi yang juga berperanan penting bagi kehidupan ikan, oleh karena itu perlu tersedia dengan cukup dalam makanan yang dimakan oleh ikan. Sama halnya dengan vitamin, mineral sangat dibutuhkan oleh ikan dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Ikan juga menggunakan elemen anorganik tersebut untuk mempertahankan keseimbangan osmosis antara cairan tubuh dan cairan di sekitarnya. Mineral dibutuhkan dalam jumlah relatif kecil, namun berperan sangat penting dalam menjaga kelangsungan hidup, mengingat beberapa proses yang berlangsung di dalam tubuh ikan membutuhkan mineral. Ha ini diperkuat oleh Nurjanah et al. (2007) bahwa mineral memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral merupakan unsur pokok bagi pembentukan gigi, tulang dan menjaga keseimbangan asam basa serta berperan dalam proses osmotik antara hewan dengan lingkungan perairan, disamping itu juga berperan dalam pembekuan darah, fungsi otot dan sebagai kofaktor dalam reaksi enzimatik. Dinyatakan juga apabila kekurangan fosfor, terutama pada ikan mas dapat menyebabkan tulang belakang bengkok dan rapuh serta kandungan lemak Mineral merupakan unsur yang dapat menjaga keseimbangan asam basa, juga berperan dalam proses osmotik. Selain itu, mineral juga penting untuk fungsi pembekuan darah, fungsi otot dan sebagai ko-faktor dalam reaksi enzimatik.
Salah satu nutrien penting dalam pakan yaitu mineral fosfor. Mineral fosfor merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan oleh ikan, karena mineral ini sangat berperan dalam mineralisasi tulang dan pertumbuhanikan serta untuk metabolisme lipid, karbohidrat dan asam amino. Keberadaan mineral fosfor dalam pakan sangat penting untuk berbagai proses metabolik, diantaranya sebagai penyangga dalam cairan-cairan tubuh. Mineral fosfor esensial sebagai komponen dari fosfolipid, asam-asam nukleat, fosfoprotein, senyawa berenergi tinggi (ATP), banyak berperan pada metabolism intermedier dan kofaktor beberapa jenis enzim. Selanjutnya fosfat anorganik juga berperan penting sebagai penyangga agar pH cairan intra dan ekstraseluler normal. Hal ini diperkuat oleh Wanatabe et al.  (1980) bahwa fosfor merupakan komponen dari berbagai fosfat organik seperti adenosine triphosphate (ATP), fosfolipid, koenzim, deoxyribonucleid acids (DNA) dan ribonucleic acids (RNA).
 Fosfor merupakan mineral yang dibutuhkan ikan, Ketersediaan fosfor di air dan laju penyerapan fosfor oleh tubuh ikan dari air sangatlah rendah, sehingga untuk menunjang pertumbuhan dan proses pembentukan tulang diperlukan fosfor dari makanannya. Fosfor sangat berperan dalam pertumbuhan dan pembentukan tulang dan defisiensi fosfor dalam tubuh ikan dapat menyebabkan laju pertumbuhan yang rendah, bentuk tubuh yang abnormal, efisiensi pakan yang rendah dan penumpukan lemak tubuh. Menurut Ketola & Harland (1993) dalam Watanabe et al. (1999) dilaporkan juga bahwa kelebihan fosfor dalam pakan akan dikeluarkan ke media budidaya dan akan berdampak negatif terhadap lingkungan budidaya, karena limbah fosfor bersama bahan organik lainnya akan menyebabkan eutrofikasi. Hal ini juga diperkuat oleh Wiramiharja et al. (2007) bahwa Kekurangan mineral seng pada ikan dapat menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat, mortalitas tinggi, erosi pada kulit dan sirip, kerdil, dan nafsu makan hilang.

3.2.       Kandungan Gizi pada Ikan Mas
Berikut adalah kandungan gizi pada ikan mas dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kandungan gizi pada ikan Mas            
Zat Gizi
Stadia/Umur/Ukuran
Kebutuhan (%)
Referensi
Protein


Asam Amino
Lemak
Karbohidrat
Vitamin
Mineral
Larva
Juvenil
Dewasa

Semua ukuran
Semua ukuran
Semua ukuran
Semua ukuran
43 – 47
37 – 42
26 – 32
-
6 – 8
20
0,5 – 10
0,25 – 0,5
NCR (1977)
NCR (1977)
Deptan (1989)

Deptan (1989)
Deptan (1989)
Deptan (1989)
Deptan (1989)
Sumber : Badan Litbang Deptan (1989)
               Mundayana et al., (1998)

Jumlah kebutuhan mineral ikan Mas secara umum juga dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah kebutuhan Mineral Ikan Mas secara umum
Mineral
Jumlah
Ca
0,3 %
P
0,6-0,7 %
Mg
0,04-0,05 %
Cu
0 mg/kg
Fe
150 mg/kg
Mn
13 mg/kg
Zn
15-30 mg/kg
Co
0,1 mg/kg
Sumber: Watanabe et al (1998), Bautista & Baticods (1988), Metailler & Bergot (1999) dalam Sukarman dan Solichah (2011)

Ikan mas merupakan ikan konsumsi yang populer dan merupakan jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di Jawa Barat. Volume produksi budidaya ikan mas  Jawa Barat merupakan yang tertinggi di Indonesia. Total volume produksi budidaya ikan mas nasional pada tahun 2008 ialah 242.322 ton dan sebanyak 110.829 ton dihasilkan oleh Jawa Barat, sedangkan sisanya dihasilkan oleh 32 provinsi lainnya (KKP, 2010).
Kandungan Mineral yang ada dalam ikan Mas dari tiap stadia dapat dilihat pada Tabel. 3

Tabel 3. Kandungan mineral ikan Mas (Cyprinus carpio) tiap stadia
Cyprinus carpio

W1 (mg/kg)
W2(mg/kg)
W3(mg/kg)
Ca
K
Mg
Na
P
334
2824
959
847
9692
2252
3184
1079
892
10965
3548
3420
1561
913
14243

Sumber : International Journal of Biosciences (2015).

 


Keterangan:
W1= ikan mas larva
W2=ikan mas dewasa
W3=ikan mas indukan

3.3.       Kelebihan dan Kekurangan Mineral
Unsur mineral essensial ini biasanya diklasifikasikan menjadi dua grup berdasarkan konsentrasinya di dalam tubuh ikan, yaitu: mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang konsentrasinya dalam tubuh organisme dibutuhkan dalam jumlah besar (lebih dari 100 mg/kg pakan kering), yaitu Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Sodium (Na), Potassium (K), Phosphorus (P), Chlorine (Cl) dan Sulphur (S). Mineral mikro adalah mineral yang konsentrasinya dalam tubuh setiap organisme dalam jumlah sedikit(kurang dari 100 mg/kg pakan kering),yaitu : Besi (Fe), Tembaga(Cu), Mangan (Mn), Seng (Zn),Cobalt (Co), Molybdenum (Mo),Cromium (Cr), Selenium (Se),Fluorine (F), Iodine/Iodium (I), Nickel (Ni) dan lain-lain. Masing-masing unsure mineral tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan bagi ikan Mas, diantaranya:

-                 Calsium (Ca)
Peranan dan fungsi kalsium didalam tubuh antara lain adalah sebagai komponen utama pembentuk tulang, gigi, kulit serta sisik dan memelihara ketegaran kerangka tubuh, mengentalkan darah, sebagai ”intracellular regulator” atau messenger yaitu membantu regulasi aktivitas otot kerangka, jantung dan jaringan lainnya, konstraksi dan relaksasi otot, membantu penyerapan vitamin B12, menjaga keseimbangan osmotik. Pengambilan kalsium dari perairan oleh ikan digunakan atas dasar untuk kegiatan struktural. Transpor Ca dari air oleh aliran darah ke jaringan tulang dan kulit berlangsung secara cepat. Jumlah lemak dalam pakan sangat berpengaruh dalam penyerapan Ca oleh usus. Pada kondisi abnormal, yaitu penyerapan lemak terganggu maka Ca pun akan sedikit yang diserap. Hal ini dikarenakan asam lemak yang tidak diserap akan berikatan dengan Ca dan akan terbuang dalam bentuk feses. Kandungan Ca dalam perairan sangat diperlukan untuk kehidupan ikan. Perairan dengan kandungan Ca rendah akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan dan mengganggu adaptasi pada saat kondisi lingkungan berubah. Perairan yang kaya akan Ca akan meningkatkan toleransi terhadap temperatur dan akan mengurangi keracunan akibat menurunnya pH. Untuk perairan yang kandungan Ca rendah, pH rendah dan kandungan alumunium tinggi tidak akan dihuni oleh ikan. Menurut Rumsey (1977) kebutuhan Ca untuk ikan Mas pada perairan dengan kalsium rendah (3 mg Ca/l) sama saja dengan yang dipelihara pada kandungan kalsium tinggi (45 mg Ca/l) yaitu sebesar 2 g/kg dalam pakannya. Sedangkan menurut Arai et al (1975) pemberian Ca sebanyak 2,4 g/kg merupakan kebutuhan minimal yang harus dipertimbangkan, pemberian Ca sebanyak 11,5 – 14 g/kg akan berakibat buruk terhadap laju pertumbuhan (Arifin,2008).



-                 Phosphor (P)
Ketersediaan P dalam air akan mengganggu penyerapan P dalam pakan oleh tubuh. Pakan dengan kandungan Ca rendah dan P tinggi akan mendorong ikan untuk mengambil Ca dari lingkungan perairan. Kekurangan mineral P pada pakan ikan dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, proses pembentukan tulang terganggu dan konveri pakan menjadi meningkat. Kekurangan phosphor pada ikan mas mengakibatkan pertumbuhan terganggu, nafsu makan menurun, tulang belakang bengkok dan rapuh serta kandungan lemak dalam daging meningkat. Wilson et al (1982), melakukan penelitian terhadap ikan channel Mas yang memperlihatkan bahwa peningkatan P yang tersedia dalam makanan dari 0,07% menjadi 0,54% akan meningkatkan pertambahan bobot relatif dari 135% menjadi 706% dan efisiensi pakan dari 36% menjadi 99%. Tetapi bila kandungan P terus dinaikkan sampai 1,02% maka pertumbuhan relatif akan turun dari 706% menjadi 620% dan efisiensi pakan akan turun dari 99% mejadi 90% (Arifin,2008).

-                 Magnesium (Mg)
Kandungan magnesium di dalam ikan jumlahnya relatif rendah dibandingkan dengan hewan darat. Sebagian besar magnesium, kurang lebih 65%, berada dalam kerangka tubuh ikan. Pada ikan mirror carp terdapat 340 – 3300 gram dimana kandungan terbesar terdapat pada vertebrae sebesar 1,0 – 1,6 g/kg, pada otot 200 – 267 mg/kg dan pada hati terdapat 62 – 203 mg/kg. Berdasarkan hasil penelitian Satoh et al (1983) yang menyatakan bahwa pada ikan Mas pemberian Mg sebesar 52 mg/kg dapat meningkatkan kematian sebesar 16%. Selain itu pada ikan mas yang dipelihara selama 83 hari dengan pakan kurang Mg menunjukkan peningkatan terjadinya katarak sebesar 40%. Oleh karena itu pada ikan mas diestimasi kebutuhan Mg dalam pakan berkisar antara 400 – 500 mg/kg (Arifin,2008).

-                 Potassium (K)
Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa peneliti diketahui bahwa ikan air tawar dalam pemenuhan ion K tidak banyak diambil dari lingkungan perairan, namun lebih banyak diperoleh dari pakan. Apabila ion K dalam pakan kurang dari 1 mg/kg akan menyebabkan penggunaan pakan tidak efisien, pertumbuhan lambat dan kematian meningkat. Pertumbuhan ikan dapat dicapai jika pada pakan ikan mengandung ion K maksimum 800 mg/kg. Konsentrasi K dalam tubuh berkisar antara 600 – 800 mg/kg pakan (Arifin,2008).

-                 Sodium (Na)
Sodium seperti halnya potasium sangat penting perannya dalam osmoregulasi dan keseimbangan asam basa ikan. Pada hewan darat sodium yang berasal dari makanan akan diserap oleh tubuh secara cepat dan efisien dan hanya sedikit sekali yang dikeluarkan melalui feses. Kekurangan sodium dapat mengakibatkan dehidrasi, keletihan, anoeexia dan kram otot. Pemberian sodium sebesar 2200 mg/kg pakan pada ikan Mas sudah mencukupi kebutuhan ikan tersebut terhadap sodium. Tetapi dalam percobaan Salman dan Eddy (1988) pemberian sodium sebesar 1000 –3000 mg/kg pakan tidak memberikan perbedaan pertambahan bobot (Arifin,2008).

-                 Besi (Fe)
Ikan dapat menyerap zat besi terlarut dari air melalui insang, sirip dan kulit. Zat besi dalam bentuk tereduksi, ion Fero (Fe ++) lebih mudah diserap karena lebih mudah larut dalam cairan-cairan pencernaan. Penyerapan zat besi dalam saluran pencernaan sangat dipengaruhi oleh kadar keasaman,pH atau keasamn lambung dan bagian atas usus halus. Kekurangan zat besi pada ikan dapat membawa dampak yang merugikan bagi ikan. Pada beberapa jenis ikan memberikan dampak yang berbeda, misalnya pada ikan Mas dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, konversi pakan rendah, nafsu makan menurun dan abnormalitas (Arifin,2008).

-                 Seng (Zn)
Ikan mengakumulasi seng dari dua sumber, yaitu pakan dan air, namun seng yang berasal dari pakan penyerapannya lebih efisien daripada dari air. Seng di dalam tubuh organisme sangat berperan penting sebagai kofaktor dari beberapa sistem enzim yng penting dalam proses metabolisme. Ikan dapat menyerap seng dari insang, kulit dan sirip. Seperti unsur lainnya selain diperoleh dari lingkungan perairan mineral seng perlu ditambahkan kedalam sumber makanannya agar kebutuhan ikan akan mineral seng dapat terpenuhi. Mineral seng diserap dengan bantuan proses difusidalam duodenum dan jejenum bagian atas. Zat-zat yang membantu penyerapan mineral seng antara lain adalah asam amino terutama histidin dan sistein, asam sitrat, monosakarida dan komponenkomponen EDTA.Zn untuk setiap jenis ikan berbeda. Pada ikan mas menyebabkan pertumbuhan lambat, nafsu makan menurun, kematian tinggi, pengikisn pada kulit dan sirip serta menaikkan kadar besi dan tembaga diusus dan hepatopankreas (Arifin,2008).

-                 Mangan (Mn)
Kekurangan mineral mangan pada komposisi pakan ikan untuk setiap jenis ikan biasanya berbeda, antara lain adalah ; berkurangnya pertumbuhan, struktur tulang yang tidak normal pada ikan Mas, rendahnya daya tetas dan jumlah telur pada induk ikan, ataxia yaitu ketidakmampuan tubuh untuk mengkoordinasikan gerakan gerakan otot secara sempurna serta menurunnya penampakan reproduksi. Kekurangan mangan pada pakan dapat dilakukan dengan menambahkan kandungan mineral mangan dalam pakan dalam bentuk mangan sulphat MnSO4) dan mangan klorida (MnCl2) (Arifin,2008).

-                 Tembaga (Cu)
Mineral tembaga yang diserap oleh ikan sangat dipengaruhi oleh jumlah dan bentuk kimia mineral tembaga yang diterima, kandungan beberapa ion metal lain dan zat-zat organik serta umur. Dampak kekurangan tembaga pada ikan sebagai organisme air jarang sekali terjadi karena mineral ini sudah cukup banyak tersedia dalam air. Pada ikan dampak mineral tembaga yang sudah diamati adalah kalau terjadi keracunan tembaga akibat terjadinya pencemaran lingkungan perairan yang dapat mengakibatkan rusaknya insang, mengurangi pigmentasi dan pertumbuhan lambat (Arifin,2008).


-                 Cobalt (Co)
Mineral cobalt pada ikan diserap dari air disekitarnya dan masuk melalui insang. Konsentrasi cobalt yang masuk kedalam tubuh ikan sanagt dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan konsentrasi kalsium, dimana dengan meningkatnya suhu dan kalsium dilingkungan akan meningkatkan konsentrasi cobalt. Cobalt mempunyai fungsi dan peranan pada ikan antara lain adalah merupakan komponen integral dari Cyanocobalamin (vitamin B12), sangat dibutuhkan untuk sintesa microflom pada saluran usus serta sangat penting untuk pembentukan sel darah merah dan perawatan jaringan syaraf, cobalt juga berfungsi sebagai agen kegiatan untuk sistem variasi enzim. Kebutuhan mineral cobalt oleh ikan berkisar antara 1 – 6 mg/kg pakan. Meningkatnya kandungan cobalt pada tubuh ikan mas dapat menyebabkan racun dan meningkatkan haemorrhages pada saluran pencernaan dan pola putih pada sel darah. Selama masa perkembangan embrio telur ikan mas kebutuhan cobalt meningkat (Arifin,2008).

-                 Yodium (I)
Kebutuhan ikan akan yodium berkisar antara 1 – 5 mg/kg pakan. Dampak kekurangan yodium pada ikan Mas mengakibatkan thyroid hyperflasia (pembengkakan pada kelenjar thyroid), bentuk tubuh kerdil dan pertumbuhan terhambat (Arifin,2008).

-                 Selenium (Se)
Selenium diserap oleh ikan dari makanan dan lingkungan perairan melalui jalur gastrointestinal. Duodenum merupakan daerah penyerapan utama mineral ini dan akan berikatan pada protein dalam bentuk asam amino yang mengandung ikatan sulfur. Selenium yang berikatan dengan protein ini akan ditransport kedalam plasma darah dan jaringan lainnya. Pada ikan selenium sangat dibutuhkan untuk mencegah penyakit otot menyusut (muscular dystrophy). Kebutuhan selenium untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan memaksimalkan aktivitas glutathione peroxidase adalah 0,15 – 0,28 mg/kg untuk ikan mas. Pada ikan Mas kekurangan selenium dapat mengakibatkan depresi pertumbuhan (Arifin,2008).

3.4.       Hubungan Mineral dengan Pertumbuhan
Salah satu nutrient paling penting dalam pakan yaitu mineral fosfor. Fosfor merupakan mineral yang sangat dibutuhkan ikan, karena sangat berperan dalam pertumbuhan dan pembentukan tulang. Fosfor dan kalsium merupakan mineral yang paling besar peranannya dalam pertumbuhan ikan. Kedua mineral ini sangat diperlukan dalam pembentukan jaringan tulang. Fosfor dan kalsium yang terkandung dalam tubuh ikan lebih sedikit dibandingkan binatang darat. Oleh karena itu kebutuhan fosfor untuk ikan sebagian besar dipenuhi dari pakannya. Unsur-unsur mineral yang dibutuhkan oleh ikan antara lain kalsium (Ca), fosfor (P), natrium dan klor dalam bentuk senyawa NaCl, mangan (Mn), besi (Fe), tembaga (Cu), yodium (I), dan kobalt (Co). Kalsium dan fosfor diperlukan untuk pembentukan tulang (pertumbuhan tulang) dan untuk menjaga agar fungsi jaringan tubuh dapat bekerja secara normal dan NaCl berpengaruh dalam pertumbuhan, tetapi dianjurkan pemakaiannya tidak terlalu banyak. Dalam hal ini, mineral sangatlah penting dalam menyokong tingkat pertumbuhan ikan. Hal ini diperkuat oleh Yuwono et al. (2005) bahwa mineral memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kandungan mineral pada pakan menjadi sumber tambahan mineral bagi ikan, sehingga kebutuhan mineralnya terpenuhi. Peningkatan konsumsi pakan memberikan pasokan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme yang meningkat pada periode pertumbuhan yang cepat.
Pertumbuhan dapat dianggap sebagai hasil dari dua proses, yaitu proses yang cenderung untuk menurunkan energi tubuh, yang menjadi nyata jika seekor ikan dipelihara dalam jangka waktu yang lebih lama tanpa diberi makan, dan suatu proses yang diawali dari pengambilan makanan dan yang diakhiri dengan penyusunan unsur-unsur tubuh. Kebutuhan energy pada energy ikan diperoleh dari kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam nutrisi ikan. Ketersediaan pakan pakan yang berkualitas dalam jumlah yang cukup pada waktu yang tepat merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pemeliharaan ikan. Penyediaan pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan ikan yang dipelihara menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat, dan akibatnya produksi yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan apabila penyedian pakan sesuai dengan kebutuhan ikan, maka laju pertumbuhan ikan baik, maka waktu pemeliharaan akan menjadi lebih singkat sehingga produksi kolam ikan (hasil panen) juga meningkat. Hal ini diperkuat oleh Astawan et al. (1998) menyatakan bahwa pakan ikan yang baik harus mengandung nutrisi (zat gizi) yang cukup sesuai dengan kebutuhan ikan, diantaranya adalah energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.

IV.           PENUTUP
4.1.       Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan makalah yang telah kami buat dapat disimpulkan bahwa:
1.             Mineral merupakan bahan anorganik yang dibutuhkan oleh ikan untuk pembentukan jaringan tubuh, proses metabolisme serta mempertahankan keseimbangan osmotik dan untuk proses pertumbuhan normal ikan maupun udang. Sedangkan peranan mineral antara lain penyusun utama struktur rangka seperti tulang, kepala, gigi dan sisik, media transfer elektron dan kofaktor (mengaktifkan) dalam metabolisme, katalis dan enzim activator, dan sebagai regulasi keseimbangan asam basa dan sistem osmoregulasi dari darah maupun cairan tubuh lainnya.
2.             Kandungan mineral pada ikan mas pada semua stadia, umur, dan ukuran adalah sama yaitu 0,25-0,5 %.
3.             Kekurangan mineral pada ikan menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat, penurunan efisiensi pakan, aktivitas berenang ikan melambat, dan meningkatkan angka mortalitas serta abnormal pada organ tubuh ikan.
4.             Mineral fosfor merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan oleh ikan, karena mineral ini sangat berperan dalam mineralisasi tulang dan pertumbuhan ikan serta untuk metabolisme lipid, karbohidrat dan asam amino. Keberadaan mineral fosfor dalam pakan sangat penting untuk mendukung berbagai proses metabolik, diantaranya sebagai penyangga dalam cairan-cairan tubuh. Mineral fosfor esensial sebagai komponen dari fosfolipid, asam-asam nukleat, fosfoprotein, senyawa berenergi berupa (ATP), banyak berperan pada metabolism intermedier dan kofaktor beberapa jenis enzim

DAFTAR PUSTAKA

Arifin Z. 2008. Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro dalam Sistem Biologi dan Metode Analisisnya.  Jurnal Litbang Pertanian. 27 (3). 99:105

Astawan, M.W dan M. Astawan, 1988. Teknologi Pengolahan Pangan Hewani Tepat Guna. Edisi I,Cetakan I, C.V. Akademika Pressindo, Jakarta.

Hasrati dan Rini Rusnawati. 2011. Kajian Penggunaan Daging Ikan Mas (Cyprinus carpio linn) terhadap Tekstur dan Cita Rasa Bakso Daging Sapi. Jurnal Agromedia No. 01:(29) STIP Semarang.

Jabeen F., Aasma N ., Syed M.H., Abdul S.C., M.Irfan3., M.Shakeel., Samina S., Sajid Y., Shahzad A., Tayybah S., 2015. Chemical and mineral composition of Cyprinus carpio, Labeo rohita and Wallago attu inhabiting river indus in Mianwali district. International Journal of Biosciences. 6(5): 333-342

Ketola, H.G. & B.F. Harland. 1993. Influence of Phosphorus in Rainbow Trout Diets on Phosphorus Discharges in Effluent Water. Trans. Am. Fish. Soc, 122: 1120-1126.
 [KKP]Kementerian Kelautan Perikanan. 2010. Statistik Kelautan dan Perikanan 2008. Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Mundayana, Y. 2010. Fungsi Gizi dalam Pakan Posluhdes Desa Nanggareng.htm

Nef, E., Rohde, H.R. and Kersten, J. 2005. Principles of Mixed Feed Production. Agrimedia GmbH. Germany, p. 22-24

Nurjanah, T. Nurhayati, F. Zulaikha. 2007. Karakteristik Mutu Ikan Bandeng (Chanos  chanos) di Tambak Sambiroto Kabupaten Pati Jawa Tengah. [Prosiding]. Disampaikan di Seminar Internasional Perikanan 2007, Jakarta.
Pratama R.I., Iis R., dan Muhammad Y.A., 2013. Komposisi Kandungan Senyawa Flavor Ikan Mas (Cyprinus carpio) Segar dan Hasilo Pengukusannya. Jurnal Akuatik. 4(1): 55-67

Rahmiati R. 2004. Vitamin B2 dalam PAkan Buatan dapat Mempengaruhi Pertumbuhan Biomassa Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal perikanan. 1(1). 7-9

Santoso, Budi. 1993. Petunjuk praktis : Budidaya ikan mas. Yogyakarta :
Kanisius.

Setiawati M., R. Sutajaya Dan M. A. Suprayudi. 2008. Pengaruh Perbedaan Kadar Protein dan Rasio Energi Protein Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Fingerlings Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(2): 171–178.

Sukarman., Lili Sholichah. 2011. Status Mineral dalam Pakan Ikan dan Udang. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. 995-990.

Susanto,H. 2007. Budidaya Ikan di Pekaranmgan. Jakarta. Penebar Swadaya

Suseno, Djoko. 1999. Pengelolaan usaha pembenihan ikan mas, cet. :7.
Jakarta : Penebar Swadaya

Tarigan Y.F., Yuniarti A., dan A. Wibowo N.J., 2014. Kandungan Kadmium (Cd) pada Air Sungai dan Ikan Mas (Cyprinus Carpio Linnaeus) Di Sungai Code Kota Yogyakarta.

Watanabe, T., T. Mukarami, T. Takeuchi, T. Nose & C. Ogino. 1980. Requirement of
Chum Salmo Held in Freshwater for Dietary Phosphorus. Nippon Suisan Gakaishi, 46(3): 361-367.

Wiramiharja, Y., R. Hernawati, I.M. Harahap, N. Yukiyasu. 2007. Nutrisi dan Bahan Pakan
Ikan Budidaya. Jambi (ID): Balai Budidaya Ikan Air Tawar.

Yuwono, E., P. Sukardi, I. Sulistyo. 2005. Konsumsi dan Efisiensi Pakan pada Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) yang Dipuasakan secara Periodik. Berkala. Penelitian Hayati, 10: 129-132.